SIALINGAN
Kami urang Belide
March 20, 2016
August 21, 2013
Sejarah Kalangan Desa Sialingan
Kalangan
menurut kamus Bahasa Indonesia adalah lingkaran (Dessy Anwar 2001). Dalam
pengertian sehari-hari kalangan diartikan sebagai golongan atau kelompok
masyarakat dalam starata sosial tertentu. Namun dalam konteks ini kalangan
merupakan pasar minggu yang ada di suatu desa.
Setiap
desa pasti punya sejarah, dan dalam artikel akali ini akan dibahas mengenai
sejarah kalangan desa Sialingan
Kecamatan Belida Darat, Muara Enim, Sum-Sel.
Mula-mula
kalangan desa Sialingan berada di dekat
Balai desa atau tepatnya sekarang disebut dengan boran di tengah desa. Namun,
seiring berjalnnya waktu, maka Pihak
Pertamina berinisyatif untuk melakukan pengeboran kembali yang ada di desa tengah desa karena dianggap
masih mempunyai potensi minyak bumi.
Namun tak semudah itu, karena boran ini sudah
dipenuhi oleh rumah penduduk baik yang permanen maupun non permanen. Maka
dilakukanlah musyawarah antara pihak pertamina dengan penduduk di sekitar
boran. Alhasil sepakat, penduduk rela dipindahkan asalkan ada ganti rugi,
meskipun tidak sepenuhnya. Masyarakat juga sadar bahwa ini adalah tanah
Pertamina yang memang dari dahulunya sudah dibeli oleh Pertamina.
Hasil
dari keputusan musyawarah bahwa kalangan dipindahkan di Dekat Puskesmas yang berada
di Sialingan bagian Barat. Namun, perlu dana untuk pembelian dan Pembukaan
lahan baru, karena kondisinya masih hutan dan mempunyai hak milik. Dilakukanlah
lagi negosisi dengan Pertamina agar bisa membantu mendanai pembuatan Kalangan
baru yang berada di dekat Puskesmas. Akhirnya Pertamina bersedia membantu
berupa dana untuk pembelian dan
pembukaan lahan baru yang akan dibuka. Rencana berjalan lancar, dan kalangan
jadi dipindahkan di dekat Puskesmas.
Beberapa
tahun berjalan masyarakat mengeluh akan kalangan yang dianggap jauh dari pusat desa, karena
sebagian besar penduduk untuk pergi ke kalangan dengan cara berjalan kaki,
karena pada saat itu kendaraan masih sangat sedikit untuk melakukan perjalanan
dengan lancar. Namun, apa hendak di kata lokasi di tengah desa masih dipakai
oleh pertamiana untuk pertambangan minyak bumi.
Seiring
berjalnnya waktu, pertamina pun menghentikan proses pemakaian lokasi di tengah
desa, karena dianggap sudah tidak produktif lagi. Dan masyarakatpun melakukan
musyawarah untuk meminta izin kepada pihak Pertamina untuk memakai kembali
lokasi di tengah desa supaya dijadikan kalangan / pasar minggu. Pertaminapun
memberikan izin, dan hingga saat ini kalangan Sialingan berada di tengah desa.
September 02, 2012
Perayaan Idul Fitri 2012 Desa Sialingan
Minggu,
19 Agustus 2012, seperti biasa di Desa Sialingan merayakan hari raya Idul Fitri, yang dilaksanakan di
Masjid Nurul Yaqin Desa Sialingan. Tampak semua
lapisan masyarakat berkumpul untuk melaksanakan shalat id bersama.
Namun, seperti biasa, ruangan masjid masih belum mampu menampung keseluruhan
jamaah, oleh karena itu sebagian melakasan shalat di pelataran, dan samping
masjid.
Perayaan
ini sangat meriah diiring dengan gema takbir, tahlil, dan tahmid sebagai ucapan
rasa syukur kepada Allah yang selalu mencurahkan rahmat-Nya di alam ini.
Disertai dengan rasa puas diri bagi yang menjalankan ibadah puasa di bulan
Ramadhan, serta memperbanyak ibadah untuk mendapat keridhaan-Nya. Oleh karena
itu Allah mencurahkan rahmat-Nya yang tergambar pada wajah-wajah jamaah shalat
id yang memancarkan rasa gembira menyambut hari besar Islam ini.
Kisah Dukun Yang Menikah dengan Siluman di Lubok Buloh desa Sialingan
Pada zaman dahulu, terdapat
seorang dukun hebat dan diakui ketangkasannya di Desa Tanjung Rambang, kecamatan
Rambang Kapak Tengah, Prabumulih, Sumetera Selatan. Dukun tersebut diakui hebat
karena apabila ada yang meminta dikabulkan hajatnya, maka kebanyakan akan
terkabul. Oleh karena itu masyarakat sekitar bahkan tak jarang dari jauh juga
antusias untuk meminta pertolongan kepada dukun tersebut.
Selang
berapa lama kemahirannya, dukun tersebut meminta untuk dinikahkan dengan
siluman yang ada di Suatu Wilayah. Setalah dikenali ternyata wilayah itu berada
di dekat desa Sialingan atau tepatnya di Lubok Buloh (Lubuk Bambu) yang kurang
lebih sekitar 100 meter di arah utara Sialingan. Lokasinya berada di dekat Pemakaman
Taling Ilir Sialingan. Masyarakat sempat siru juga mendengar kabar berita ini.
Namun, akhirnya prosesi dilaksanakan juga dan sempat disaksikan oleh beberapa
warga desa Sialingan itu sendiri. Adapun dalam proses pernikahan tampaklah ia
sendiri yang dikawinkan, tapi menurutnya ia menikah dengan siluman/ jin yang
ada di Lubok Buloh tersebut.
Setelah
berepa lama dari pernikahan tersebut, konon di rumah dukun tersebut ada intan
sebesar tungku, yang berada di kamarnya. Intan tersebut bersinar seperti siang
hari. Walupun malam hari datang, namun di kamarnya itu tampak terang oleh intan
tersebut. Dan dikamar ini juga katanya ia menemui isterinya siluman tersbut.
Dan menyampaikan do’a-do’a orang yang sedang minta keberkatannya. (Wawncara
dengan Dapsena, Warga Sialingan tahun 2012)
August 09, 2012
Perayaan Idul Adha 2011 desa Sialingan
Perayaan
idul Adha seperti yang kita ketahui adalah perayaan hari raya kurban yang
memperingati peristiwa Ibrahim yang akan menyembelih putranya Ismail untuk
menguji keimanan Ibrahim seberapa besar cintanya kepada Allah.
Tak
lupa pula hal ini dirayakan di desa Sialingan Kecamatan Lembak Kabupaten Muara
Enim, Sumatera Selatan. Berbondong-bondong masyarakat pergi menuju Masjid Nurul
Yaqin desa Sialingan untuk melakukan shalat berjamaah. Baik anak-anak, remaja maupun
tua-tua.
Tampak
pula potret dilakukan dilantai dua masjid yang kebanyakan shalat di sini adalah
para remaja laki-laki. Ha ini dilakukan karena lantai pertama (satu) memang
sudah tidak memungkinkan untuk menopang jumlah jamaah shalat Id secara keseluruhan.
Oeh karena itu, karena lantai dua sudah
memungkinkan untuk dinaiki, maka sebagian jamaah mengisi lantai dua, meskipun
belum mempunyai atap.
Begitu
gembiranya terpancar dari wajah masayarakt saat menyambut hari raya Islam
ini, karena hal ini bentuk perayaan
tahunan yang tentu sangat jarang dirasakan. Dengan ini masarakat sangat
antusias untuk melakukan prosesi shalat Idul Adha secara bersama-sama.
Akan
kelihatan juga foto-foto di bagian bawah
yang menggambarkan proses penyembelihan kurban yang dilaksanakan di lapangan di
tengah desa tepatnya di dekat balai desa Sialingan. Tampak bapak Sukendar
selaku P3n sedang melakukan posesi penyembeihan yang tentu turut dibantu oleh
warga untuk memegang binatang kurban supaya tidak meronta. Dengan demikian
perayaan idul Adha ini dilaksankan dengan meriah dan mudah-mudahan amal
ibadahnya diterima di sisi Allah. Amiiin.
1. Jamaah Menunggu Kedatangan Waktu Shalat Id
1. Jamaah Menunggu Kedatangan Waktu Shalat Id
2. Potret Lantai Satu Masjid
3. Potret Lantai dua
4. Prosesi Penyembelihan Kurban
4. Persiapan Penjagalan Binatang Kurban
July 07, 2012
Peradaban di Sungai Manau Sialingan
Aliran
Sungai Manau (satu kilometer di sebelah utara Sialingan), konon dahulunya
sungai ini merupakan sungai yang besar. Sungai ini juga merupakan tempat
jalurnya para pedagang hilir sungai bahkan konon ada juga yang dari daerah
Palembang yang pergi menyusuri sungai ini untuk keperluan dagang. Cerita ini
menggambarkan bahwa sungai ini dahulunya lebar dan dalam. Namun kenyataanya pada
masa sekarang sangatlah kecil sekali bahkan bisa diloncati saja. Keadaan ini
bisa disebabkan oleh beberpa faktor, seperti penyusustan kulit bumi, erosi, dan
faktor keadaan alam lainnya.
Adapun
mengenai penamaan sungai Manau yakni dari kata Manau (jenis tumbuhan seperti
rotan). Terkait dari itu juga dahulunya sungai ini tempat peminuman orang-orang
dahulu, dan menamakan sungai ini dengen sungai Manau.
Adapun
kisah lain dari yang terkait sungai
Manau adaah Lubok Perau (lubuk perahu) yang merupakan tempat pelabuhan perahu
dagang orang-orang hilir yang hendak berdagang ke desa Sialingan. Dan konon,
Lubuk Perahu ini akan didatangi buaya setiap tahun, untuk memperingati kenangan
Lubok Perau tersebut.
Subscribe to:
Posts (Atom)