August 21, 2013

Sejarah Kalangan Desa Sialingan


                Kalangan menurut kamus Bahasa Indonesia adalah lingkaran (Dessy Anwar 2001). Dalam pengertian sehari-hari kalangan diartikan sebagai golongan atau kelompok masyarakat dalam starata sosial tertentu. Namun dalam konteks ini kalangan merupakan pasar minggu yang ada di suatu desa.
                Setiap desa pasti punya sejarah, dan dalam artikel akali ini akan dibahas mengenai sejarah kalangan desa Sialingan  Kecamatan Belida Darat, Muara Enim, Sum-Sel.
                Mula-mula kalangan desa Sialingan berada di  dekat Balai desa atau tepatnya sekarang disebut dengan boran di tengah desa. Namun, seiring berjalnnya  waktu, maka Pihak Pertamina berinisyatif untuk melakukan pengeboran kembali  yang ada di desa tengah desa karena dianggap masih mempunyai potensi minyak bumi. 

                Namun  tak semudah itu, karena boran ini sudah dipenuhi oleh rumah penduduk baik yang permanen maupun non permanen. Maka dilakukanlah musyawarah antara pihak pertamina dengan penduduk di sekitar boran. Alhasil sepakat, penduduk rela dipindahkan asalkan ada ganti rugi, meskipun tidak sepenuhnya. Masyarakat juga sadar bahwa ini adalah tanah Pertamina yang memang dari dahulunya sudah dibeli oleh Pertamina.
                Hasil dari keputusan musyawarah bahwa kalangan dipindahkan di Dekat Puskesmas yang berada di Sialingan bagian Barat. Namun, perlu dana untuk pembelian dan Pembukaan lahan baru, karena kondisinya masih hutan dan mempunyai hak milik. Dilakukanlah lagi negosisi dengan Pertamina agar bisa membantu mendanai pembuatan Kalangan baru yang berada di dekat Puskesmas. Akhirnya Pertamina bersedia membantu berupa dana untuk  pembelian dan pembukaan lahan baru yang akan dibuka. Rencana berjalan lancar, dan kalangan jadi dipindahkan di dekat Puskesmas. 

                Beberapa tahun berjalan masyarakat mengeluh akan kalangan  yang dianggap jauh dari pusat desa, karena sebagian besar penduduk untuk pergi ke kalangan dengan cara berjalan kaki, karena pada saat itu kendaraan masih sangat sedikit untuk melakukan perjalanan dengan lancar. Namun, apa hendak di kata lokasi di tengah desa masih dipakai oleh pertamiana untuk pertambangan minyak bumi.
                Seiring berjalnnya waktu, pertamina pun menghentikan proses pemakaian lokasi di tengah desa, karena dianggap sudah tidak produktif lagi. Dan masyarakatpun melakukan musyawarah untuk meminta izin kepada pihak Pertamina untuk memakai kembali lokasi di tengah desa supaya dijadikan kalangan / pasar minggu. Pertaminapun memberikan izin, dan hingga saat ini kalangan Sialingan berada di tengah desa.

September 02, 2012

Perayaan Idul Fitri 2012 Desa Sialingan



                Minggu, 19 Agustus 2012, seperti biasa di Desa Sialingan merayakan  hari raya Idul Fitri, yang dilaksanakan di Masjid Nurul Yaqin Desa Sialingan. Tampak semua  lapisan masyarakat berkumpul untuk melaksanakan shalat id bersama. Namun, seperti biasa, ruangan masjid masih belum mampu menampung keseluruhan jamaah, oleh karena itu sebagian melakasan shalat di pelataran, dan samping masjid.




                Perayaan ini sangat meriah diiring dengan gema takbir, tahlil, dan tahmid sebagai ucapan rasa syukur kepada Allah yang selalu mencurahkan rahmat-Nya di alam ini. Disertai dengan rasa puas diri bagi yang menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan, serta memperbanyak ibadah untuk mendapat keridhaan-Nya. Oleh karena itu Allah mencurahkan rahmat-Nya yang tergambar pada wajah-wajah jamaah shalat id yang memancarkan rasa gembira menyambut hari besar Islam ini. 




 





Kisah Dukun Yang Menikah dengan Siluman di Lubok Buloh desa Sialingan



                Pada zaman dahulu, terdapat seorang dukun hebat dan diakui ketangkasannya di Desa Tanjung Rambang, kecamatan Rambang Kapak Tengah, Prabumulih, Sumetera Selatan. Dukun tersebut diakui hebat karena apabila ada yang meminta dikabulkan hajatnya, maka kebanyakan akan terkabul. Oleh karena itu masyarakat sekitar bahkan tak jarang dari jauh juga antusias untuk meminta pertolongan kepada dukun tersebut.

                Selang berapa lama kemahirannya, dukun tersebut meminta untuk dinikahkan dengan siluman yang ada di Suatu Wilayah. Setalah dikenali ternyata wilayah itu berada di dekat desa Sialingan atau tepatnya di Lubok Buloh (Lubuk Bambu) yang kurang lebih sekitar 100 meter di arah utara Sialingan. Lokasinya berada di dekat Pemakaman Taling Ilir Sialingan. Masyarakat sempat siru juga mendengar kabar berita ini. Namun, akhirnya prosesi dilaksanakan juga dan sempat disaksikan oleh beberapa warga desa Sialingan itu sendiri. Adapun dalam proses pernikahan tampaklah ia sendiri yang dikawinkan, tapi menurutnya ia menikah dengan siluman/ jin yang ada di Lubok Buloh tersebut.

                Setelah berepa lama dari pernikahan tersebut, konon di rumah dukun tersebut ada intan sebesar tungku, yang berada di kamarnya. Intan tersebut bersinar seperti siang hari. Walupun malam hari datang, namun di kamarnya itu tampak terang oleh intan tersebut. Dan dikamar ini juga katanya ia menemui isterinya siluman tersbut. Dan menyampaikan do’a-do’a orang yang sedang minta keberkatannya. (Wawncara dengan Dapsena, Warga Sialingan tahun 2012)

August 09, 2012

Perayaan Idul Adha 2011 desa Sialingan


                Perayaan idul Adha seperti yang kita ketahui adalah perayaan hari raya kurban yang memperingati peristiwa Ibrahim yang akan menyembelih putranya Ismail untuk menguji keimanan Ibrahim seberapa besar cintanya kepada Allah.

                Tak lupa pula hal ini dirayakan di desa Sialingan Kecamatan Lembak Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Berbondong-bondong masyarakat pergi menuju Masjid Nurul Yaqin desa Sialingan untuk melakukan shalat  berjamaah. Baik anak-anak, remaja maupun tua-tua. 

                Tampak pula potret dilakukan dilantai dua masjid yang kebanyakan shalat di sini adalah para remaja laki-laki. Ha ini dilakukan karena lantai pertama (satu) memang sudah tidak memungkinkan untuk menopang jumlah jamaah shalat Id secara keseluruhan. Oeh  karena itu, karena lantai dua sudah memungkinkan untuk dinaiki, maka sebagian jamaah mengisi lantai dua, meskipun belum mempunyai atap.

                Begitu gembiranya terpancar dari wajah masayarakt saat menyambut hari raya Islam ini,  karena hal ini bentuk perayaan tahunan yang tentu sangat jarang dirasakan. Dengan ini masarakat sangat antusias untuk melakukan prosesi shalat Idul Adha secara bersama-sama.

                Akan kelihatan juga  foto-foto di bagian bawah yang menggambarkan proses penyembelihan kurban yang dilaksanakan di lapangan di tengah desa tepatnya di dekat balai desa Sialingan. Tampak bapak Sukendar selaku P3n sedang melakukan posesi penyembeihan yang tentu turut dibantu oleh warga untuk memegang binatang kurban supaya tidak meronta. Dengan demikian perayaan idul Adha ini dilaksankan dengan meriah dan mudah-mudahan amal ibadahnya diterima di sisi Allah. Amiiin.

1. Jamaah Menunggu Kedatangan Waktu Shalat Id



2. Potret Lantai Satu Masjid





3. Potret Lantai dua








4. Prosesi Penyembelihan Kurban





4. Persiapan Penjagalan Binatang Kurban

July 07, 2012

Peradaban di Sungai Manau Sialingan



                Aliran Sungai Manau (satu kilometer di sebelah utara Sialingan), konon dahulunya sungai ini merupakan sungai yang besar. Sungai ini juga merupakan tempat jalurnya para pedagang hilir sungai bahkan konon ada juga yang dari daerah Palembang yang pergi menyusuri sungai ini untuk keperluan dagang. Cerita ini menggambarkan bahwa sungai ini dahulunya lebar dan dalam. Namun kenyataanya pada masa sekarang sangatlah kecil sekali bahkan bisa diloncati saja. Keadaan ini bisa disebabkan oleh beberpa faktor, seperti penyusustan kulit bumi, erosi, dan faktor keadaan alam lainnya.

                Adapun mengenai penamaan sungai Manau yakni dari kata Manau (jenis tumbuhan seperti rotan). Terkait dari itu juga dahulunya sungai ini tempat peminuman orang-orang dahulu, dan menamakan sungai ini dengen sungai Manau.

                Adapun kisah lain dari  yang terkait sungai Manau adaah Lubok Perau (lubuk perahu) yang merupakan tempat pelabuhan perahu dagang orang-orang hilir yang hendak berdagang ke desa Sialingan. Dan konon, Lubuk Perahu ini akan didatangi buaya setiap tahun, untuk memperingati kenangan Lubok Perau tersebut.