January 26, 2012

Peta Sialingan


                Sialingan adalah sebuah Desa di Kecamatan Lembak Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan. Dan berikut adalah petanya.



January 19, 2012

Video Sialingan 2009



Video ini diambil pada tahun 2009.
Adapun pihak yang membantu
Juniadi                                  = Pemilik Kamera N70
Tim Pembantu                  = Anggri, dan Madon.
Tim Pendukung
1. Yurisno
2. Arik Padang
3. Nandi Irawan
4. Yonok
5. Pikiri

Silakan klik dibawah ini untuk menonton videonya :
Bagian Pertama :
Bagian kedua :



January 18, 2012

Desa Sialingan



         Desa Sialingan adalah sebuah desa di kecamatan Lembak, kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatera Selatan. Desa ini masih termasuk keluarga besar Belide yaitu salah satu suku yang terdapat di Sumatera Selatan. Mengenai perbatasan wilayah desa Sialingan yaitu di sebelah Utara berbatasan dengan wilayah desaTanjung Bunut, di sebelah Selatan berbatasan dengan PT BSP [Bumi Sawit Permai], di sebelah Timur berbatasan dengan wilayah desa Tanjung Tiga, dan di sebelah Barat berbatasan dengan wilayah desa Beliung.                       




Terbentuknya nama  Sialingan itu terdiri dari dua kata yaitu ‘sia’ dan ‘aling’. Sia adalah nama salah seorang gadis dari desa Tanjung Bunut  yang disembunyikan atau di’aling’ karena ia termasuk gadis yang cantik. Pada zaman dahulu bila ada gadis cantik di wilayah Sumatera Selatan ini akan diambil oleh petugas kerajaan Palembang untuk diserahkan kepada Sunan (raja) supaya menjadi selirnya. Adapun kata ‘aling’merupakan sinonim (persamaan kata) dari kata ‘sembunyikan’ yaitu berkenaan dengan gadis yang disembuyikan tadi. Jadi, kata Sialingan bermakna Sia yang di ‘aling’ atau disembunyikan karena takut diambil oleh petugas kerajaan Palembang.(Wawancara Dengan Ketua Karang Taruna, Rinto Arahab, : 2009)
           
Akhirnya gadis itu selamat dari incaran petugas kerajaan dan membuat perkampungan kecil (talang) di sungai Sialingan.Setiap kali ada kabar petugas kerajaan Pelembang datang, maka gadis tersebut disembunyikan di belakang kayu besar di Muara Sungai Sialingan. Hal ini berjalan terus menerus sampai akhirnya pindah ke tempat lain atau membuat perkampungan baru lagi.
           
Adapun nama perkampungan baru tersebut disebut dengan nama Talang Ilir-- sekarang dekat pemakam desa Sialingan-- untuk membuat kampung baru. Tanah pemakaman khusus untuk anak-anak kampung ini sering disebut Tambak Budak yakni sebelah Utara pemakaman sekarang. Akhirnya dalam waktu berpuluh-puluh tahun tinggal di sini sampai akhirnya nanti pindah lagi ke kampung baru yakni desa Sialingan sekarang.
           
Seteleh terbentuknya pertama kali desa Sialingan yang sebenarnya kemudian diangkatlah seorang pemimpin sekaligus ketua adat kampung ini. Namun, dahulunya ini masih berbentuk kampung atau talang yang arealnya masih bersifat lokal. Diangkatnya pemimpin sekaligus ketua adat tersebut berarti memulai sejarah kepemimpinan desa Sialingan pertama kali bernama Lepu bin Linggam yang banyak pengetahuannya baik dunia real maupun dunia mistis.(Wawancara dengan Sobri/ ketua adat tahun 2009)

 1.2 Etika

            Desa Sialingan tidak jauh beda dari desa-desa tetangganya terutama dalam segi etika. Yang paling banyak persamaan yakni dengan masyarakat Tanjung Bunut karena merupakan nenek moyangnya yang mewariskan sifat-sifat itu.
                       
Dipandang dari segi keramahan, jika dibandingkan dengan desa-desa lain seperti Babat, Talang Balai, dan Lubuk Semantung, masyarakat Sialingan tergolong kurang ramah. Misal; Klo kita bertemu dengan orang Babat dan kita sudah kenal dengan mereka, meskipun belum akrab, tentu mereka akan mengatakan, “ Singgah ke rumah!” , tetapi kalau orang Sialingan jika bertemu dengan mereka, namun belum akrab mereka biasanya mengatakan, “ Singgah sekali-sekali ke rumah!”. Ini mengartikan bahwa kalau mau siggah janganlah sekarang, tetapi lain kali saja. Dan kata ‘ Sekali-sekali’ ini menandakan kekurangtulusan untuk menerima tamu dengan sepenuhnya. Dengan diketahuinya hal demikian, diharap maklum jika mereka mengatakan hal seperti itu.(Wawancara dengan Suprianto/ warga desa Babat/ desa Tetangga 2009)
                       
Namun, di samping mereka mempunyai kekurangan seperti di atas, di sisi lain ada juga kebaikannya, yakni masih bersikap seperti satu keluarga besar yaitu keluarga Belide dengan tidak meniggalkan budaya secara umum. Memang setiap desa di samping mempunyai persamaan secara umum, namun juga mempunyai perbedaan secara khusus yang tidak dimiliki oleh desa-desa lainnya. Dengan demikian setip kekurangan pada suatu desa, bukan berarti  merendahkan martabatnya, asalkan hal itu tudak terlalu berlebih-lebihan.
                       
Mengenai keramahan antar warga Sialingan, ini bisa dilihat pada kesehariannya. Mereka memakai lughat [intonasi bahasa] dengan cirri khas Sialingan. Jikalau orang lain mendengarnya apalagi masyarakat Prabumulih asli, tentu mereka akan berpikir bahwa bahasa Sialingan sedikit kasar, namun dalam pandangan orang Sialingan asli ini bukanlah suatu hal yang kasar, tetapi inilah budaya yang diturunkan secara turun- temurun. Dan telah menjadi kebiasaan sehari-hari sekali sekaligus pemeliharaan nilai budaya yang ditanamkan oleh nenek moyang mereka dahulu.
                       
Keakraban dengan orang Sialingan bisa lebih mengerti dan memaklumi akan kebiasaan sehari-hari mereka. Dan akan menganggap semua hal itu masih dalam batas kewajaran. Oleh karena itu, kalau masih ada yang mengatakan bahasa Sialingan itu sedikit kasar, itu hanyalah karena mereka belum memahaminya dengan menjadi masyarakat desa Sialingan yang sesungguhnya.
                        Kalau diamati dari sisi psikologi [ilmu kejiwaan], masyarakat Sialinan memang tergolong masyarakat yang ber-EQ [Emotional Quotien] atau kecerdasan perasaan yang rendah. Contoh; dalam keseharian saja mereka apabila bertemu dengan kawan-kawan dari luar desa, cara berbicara mereka tidak menunjukkan keramahan yang maksimal terhadap pendatang dari luar. Padahal, sikap dalam menerima tamu akan sangat diperhatikan oleh para pendatang mengingat kemungkinan nanti orang Sialingan jua akan bertamu terhadap orang pendatang tadi pada lain hari. Oleh karena itu, hal ini harus diperhatikan oleh para generasi sekarang supaya pada generasi yang akan datang akan menjadi kebiasaan yang lebih baik dan lebih memuaskan para pendatang yang bertamu ke desa Sialingan.      
                       
Terkadang orang Sialingan mendapat kritikan dari warga desa lain supaya harus ada sikap yang diubah mengenai cara atau keramahan terhadap orang desa lain yang datang ke Sialingan, namun hal ini tidak membuat orang Sialingan berubah dari sikapnya yang lama karena ini telah menjadi kebiasaan dan telah mendarah daging yang  hampir mustahil unuk diubah. Dengan demikian sikap orang Sialingan akan selalu statis [tidak bergerak] untuk mengalami perkembangan kepada yang lebih baik.

 1.3 Ekonomi

            Keadaan alam yang masih termasuk wilayah hutan tropis membuat wilayah mempunyai masing-masing tumbuhan yang menjadi sumber daya alam bagi tiap-tiap penduduk. Di desa Sialingan kebanyakan tumbuh-tumbuhan yang menjadi sumber daya alam mayoritasnya adalah karet. Karet mendominasi daerah ini memang sudah lama, namun seiring harga karet terus naik, maka semakin diintensifkan budi daya karet untuk memenuhi akan kebutuhan hidup.

                       
Setelah ,masuk abad kedua satu ini harga karet terus naik sampai beberapa bulan yang lalu mencapai lima belas ribu rupiah per kilo. Ini membawa dampak bagi petani karet dengan meningkatnya kesejahteraan dan membuat kualitas keamanan dan ketertiban semakin membaik. Namum juga, dengan meningkatnya harga karet membuat orang-orang yang bukan petani karet menjadi iri, bahkan ada yang datang dari jauh-jauh   ke desa Sialingan untuk menyadap karet. Tetapi, dengan bayaknya orang asing ke desa Sialingan, hal ini tidak membuat masyarakat Sialingan menjadi benci dan iri terhadap pendatang yang ingin hidup di desa Sialingan, asalkan mereka benar-benar untuk mencari penghidupan.
                       
Kebayakan pendatang yang datang ke desa Sialingan adalah orang Payu Putat. Jumlah mereka sekarang sudah sangat banyak, namun mereka kebanyakan masih mempunyai rumah yang belum permanen dikarenakan sebahagian mereka berniat untuk hidip di Sialingan beberapa bulan saja. Oleh karena itu, orang Payu Putat di desa Sialingan tidak bisa disensus karena mereka hilir mudik [pulang pergi\ dengan tidak disangka-sangka bahkan ada yang hanya beberapa hari saja tinggal di Sialinagan kemudian sudah kembali lagi ke Payu Putat.
                       
Banyaknya pendatang dari luar tidak membuat penghasilan warga sialingan jadi berkurang karena para pendatang hanya menyadap kepunyaan warga Sialingan  dengan mengambil upah setengah bagian dari hasil penjualan karet. Bahkan, masyarakat Sialingan ada yang diuntungkan karena ada kebun karet yang tidak bisa disadap lagi karena terlalu banyak kemudian disuruh orang Payu Putat untuk menyadapnya dan sama-sama mendapat hasil dari pekerjaan tersebut. Dengan demikian bukannya dirugikan, melainkan sama-sama diuntungkan dengan tidak ada fihak yang dianiaya.
                       
Harga karet yang melambung tinggi membuat masyarakat Sialingan semakin makmur. Mengingat tiap penghasilan berbeda-beda, namun pada umumnya masyarakat Sialingan sudah bisa dikatakan sejahtera. Oleh karena itu, banyak yang merasa hidupnya serba kecukupan dengan belanja seenaknya dan mengeluarkan uang dengan sesuatu yang tidak penting. Jadi disamping mempunyai dampak positif, tetapi juga mempunyai dampak negatif yakni membuat orang-orang lalai dan menghambur-hamburkan uang dengan sesuatu yang tidak bermanfaat.

Keadaan yang demikian bisa juga membuat orang lebih kreatif, dengan berhemat. Namun pikiran seperti ini masih minim dimiliki oleh masyarakat Sialingan, apalagi golongan pemudanya yang masih cenderung ingin bersenang-senang dan berfoya-foya. Kalau dikatakan pada mereka, “ Mengapa engkau melakukan hal ini?” Mereka pasti menjawab, “ mpong gik mude”. Sesungguhnya jawaban ini jawaban orang yang pikirannya masih pendek yakni ‘ di sini dan sekarang ini’ . Sedangkan orang yang pandai berpikirnya ke depan dan masa depan. Dan jikalu kita mau berpikir lebih maju, bahwa kesenangan itu ialah kesenangan pikiran dan harapan yang baik terhadap masa depan. Jadi, masyarakat Sialingan itu masih bayak dipengaruhi oleh kecenderungan rasa bersenang-senang dibandingkan dengan memperbaiki masa depan.
                       
Kesadaran masyarakat memang sudah seharusnya timbul, mengingat budaya dan kebiasaan itu semakin buruk. Padahal jikalau kita mau menyadari kenginan dan harapan kita di masa depan untuk lebih baik, akan membangun persendian ekonomi, sosil, dan kegiatan masyarakat lainnya. Oleh karena itu sudah saatnya kita menyadari hal ini untuk membangun Sialingan yang sejahtera, tertib, dan aman di bawah naungan pemerintahan yang adil.
                       
Sialingan juga bisa memerbaiki ekomominya dengan melihat lebih jeli akan peluang-peluang di sekitarnya. Misalnya berwira usaha, mencoba melamar pekerjaan ke perusahaan-perusahaan di sekitarnya, dan mengintensifkan [meningkatkan kualitas] usaha-usaha yang telah dijalani. Misalnya menggiatkanakan cara peningkatan kualitas karet dengan pencarian bibit unggul, pemupukan yang teratur, dan penyadapan yang hati-hati supaya kulitnya tidak cepat rusak. Hal ini perlu diperhatikan mengingat lahan semakin lama semakin sempit.
                       
Jikalau butuh bantuan, perusahaan-perusahaan di sekitar juga bisa membantu dalam peran kepentingan umum. Mereka bisa saja menyewa seorang ahli dalam memberia penyluhan terhadap masalah sumber daya yang dihadapi. Misalnya dalam masalah karet yang terserang hama. Seorang ahli yang telah disewa  oleh perusahaan bisa memberikan pengarahan bagaimana cara penanganan hama yang benar dan sesuai prosedur. Hal ini bisa saja dilakukan denan melibatkan perangkat-perangkat desa khususnya dalam bidang pembangunan untuk bernegosiasi dengan pihak perusahaan yang akan membantu.
                       
Memang, perusahaan di sekitar, seperti PT  BSP dan PT Pertamina, di samping baik bagi desa itu, tetapi juga terkadang membawa yang tidak baik. Apalagi sekarang limbah-limbah minyak bumi yang mengenai kebun karet bisa membuat karetnya mengurang hasilnya selama bertahun-tahun, bahkan banyak juga yang mati. Walaupun dari pahak Pertamina telah memberi bantuan, tetapi bekas limbah tadi bisa membuat karet mengurang hasilnya dalam jangka yang lama. Oleh karena itu, sudah sewajarnya perusahaa-perusahaan itu membantu masyarakat yang ada di sekitarnya.
                       
Di lihat dari pengamatan bahwa di desa Sialingan sangat sedikit sekali yang bekerja di PT Pertamina. Ini menandakan lemahnya pengoreksian terhadap peluang-peluang kerja di sekitar desa. Lagi pula menandakan lemahnya pemerintah dalam menangani hal ini. Oleh karena itu, kepada peemerintah harus lebih diperhatikan lagi supaya hal ini jangan seperti ini lagi untuk ke depan.



1.4 Pendidikan
           
Cara pandang suatu masyarakat sangat bergantung pada pendidikannya. Kualitas pendidikan yang baik biasanya akan melahirkan masyarakat yang baik, tetapi sebaliknya kualitas pendidikan yang tidak baik cenderung akan melahirkan masyarakat yang bodoh, berpandangn singkat, dan nilai moral yang rendah. Tetapi takcuma itu yang perlu diperhatikan, kemampuan untuk mengimplementasikan hasil pendidikanlah, apakah ia mampu untuk mengimplementasikan hasil pendidikan yang ia peroleh  atau hanya disimpan saja yang akhirnya akan hilang karea tidak digunakan. Seandainya pendidikanya baik kemudian mampu mengimplementasikan hasil pendidikannya itu, maka untuk mencapai masyarakat yang berperadaban maju akan menjadi lebih mudah.
           
Di desa Sialingan unntuk proram-program pendidikan sudah banyak ragamnya
terutama pada penddikan  formal [resmi]. Pendidikan resmi di desa Sialingan mulai dari  SD, SMP, dan SMA. Dan juga ada pendidikan formal yang berbentuk pengajian anak-ae
nak atau biasa disebut TPA yang sudah aktif mulai beberapa tahun lalu. SDN Sialingan berdirinya sudah lama yakni sekitar tahun 70-an. Ada pun SMP, dahulunya SMP Sialingan masih berbentuk PGRI yang yang pertama kali dikepalasekolahi oleh Ingsun. Berdirinya sekitar tahun 80-an. Kemudian pada tahun 2006 berdiri lagi sebuah SMP Negeri yang pertama kali dikepala sekolahi oleh Suyeti. Seiring tumbuh berkembangnya SMPN ini, maka rakyat berbondong-bondong untuk memasukkan anaknya ke sekolah  SMPN Sialingan daripada SMP PGRI. Akhirnya dalam waktu beberapa tahun, murid SMP PGRI semakin sedikit. Semakin dikitnya ini karena untuk anak yang baru tamat SD dan ingin menyambung ke SMP, mereka banyak memilih untuk masuk  ke sekolah SMP Negeri saja. Pada tahun 2008 SMP PGRI Sialingan kehabisan murid di desa Sialingan, namun nama SMP PGRI Sialingan masih tetap ada karena atas nama SMP PGRI Sialingan tidak hanya bertempat di desa sialingan, melainkan juga ada di desa Talang Balai dan desa Kemang. Dengan demikian nama dan murid SMP PGRI Sialingan masih tetap ada. Ada pun SMA berdirinya tahun 2007 dan berbentuk PGRI yang pertama kali dikepalasekolahi oleh Imran. Gedung SMA PGRI ini menggunakan gedung sekolah SMP PGRI yang lama. Dari sedikit sejarah tentang berdirinya sekolah-sekolah resmi di atas, maka dapat disimpulkan, bahwa untuk program pendidikan di desa Sialingan semakin lama semakin berkembang, meskipun perkembangannya tidak begitu cepat.
           
Untuk masalah pendidikan di desa Sialingan secara aris besar akan dibagi menjadi dua, yakni pendidikan keluarga dan pendidikan di luar keluarga.

a.       Pendidikan Keluarga

Pendidikan keluarga merupakan awal dari pendidikan semenjak
manusiadilahirkan ke muka bumi. Sejak bayi baru dilahirkan orang tuanya
sudah memberi pendidikan untuk sang bayi, meskipun bayi tersebut belum mengerti apa yang dilakukan oleh orang tuanya, seperti mencoba supaya bayi itu tertawa, berbicara dengannya, dan taklupa kasih sayang yang selalu dialirkan merupakan proses pendidikan yang paling penting bagy sang bayi.
           
Masyarakat Sialingan dalam mendidik anak-anak mereka lebih banyak meniru orang-orang yang lebih tua. Mereka tidak memerhatikan apakah orang yang ditirunya tersebut berhasil dalam mendidik anak atau tidak. Mereka juga tidak memerhatikan dengan pendidikan yang diajarkannya itu akan berakibat baik atau buruk, tetapi mereka secara umum mengharapkan supaya anaknya menjadi pintar dan memunyai mesa depan yang baik.
           
Pendidikan dalam keluarga terutama ketika anak masih berusia balita merupakan tanggung jawab pertama orang tua dalam memberikan pengajaran. Pada masa ini bentuk komunikasi dengan anak terjalin semakin baik. Kalau  terdapat kesalahan sedikit saja, maka pengaruhnya akan terbawa di saat sang anak telah dewasa kelak. Oleh karena itu, pada masa ini harus berhati-hati, jangan sampai memberikan rekaman pada memori anak degan hal-hal yang tidak baik.
           
Masyarakat Sialingan adalah masyarakat yanga cenderung meniru apa yang telah
dilakukan oleh orang-orang yang lebih tua tanpa memerhatikan lagi langkah-langkah yang baik dalam pendidikan pada anak. Pada pendidikan sehari-hari saja sudah banyak kelihatan kesalahan tigkah orang tua dalam mendidik anaknya, misalnya membohongi anak. Mereka membohongi anaknya karena sudah terbiasa apa yang telah dilakukan orang tuanya dulu terhadap dia, padahal membohongi anak bukan langkah yang baik dalam mencari solusi untuk menyelesaikan masalah yang anak kehendaki. Membohongi anak berarti sama dengan mengajarinya berbohong. Seperti yang dikatakan oleh Muji Astuti—dosen Psikologi Pendidikan di STAI[Sekolah Tinggi Agama Islam]  Prabumulih—“jika kalian berbohong pada anak, berarti kalian mengajarinya untuk berbohong”.
           
Yang biasa digunakan oleh orang tua yakni dengan menunda-nunda apa yang dikhendaki oleh anak. Anggapan orang tua dengan menunda-nunda apa yang menjadi keinginan anak—seperti mainan—akan membuat anak lupa terhadap mainan tersebut. Padahal perlu kita ketahui, bahwa ingatan anak itu masih tajam. Ia akan mengingat terus  apa yang kita janjiankan padanya sampai akhirnya ia menuai kecewa karena harapannya tidak dipenuhi. Mulai dari itu orang tua sudah memasukkan sifat yang dilarang agama kepada anak yang nantinya akan tumbuh berkembang dan menjadi hal yang takasing lagi dilakukannya.
b. Pendidikan Luar Keluarga/ formal maupun non formal          

Kemudian pada pendidikan resmi (formal) di desa Sialingan sudah ada lembaga sekalolah baik PGRI maupun negeri. Hal ini bisa dimanfaatkanbagi anak-anak desa Sialingan untuk bersekolah di desa. Apalagi bagi yang kurang mapu untuk sekolah ke luar desa, mereka bisa bersekolah di desa sendiri dengan ungguh-sungguh untuk belajar dan menerapakn hasil beljarnya pada kegitan-kegiatan di desa itu sendiri. Dengan ini, berarti mereka telah ikut menunjang keberlangsungan masyaraka suatu desa.

Di desa Sialingan pendidikan formal ada tiga, yakni SD, SMP, dan SMA. Lokasi SD tepatnya di ujung desa sebelah Barat. Lokasi SMP dan SMA berada di sebelah Utara, di jalur perlintasan antara Sialingan dan Tanjung Bunut. Dengan adanya berbagai pendidikan formal tersebut, maka masyarakat Sialingan akan mempunyai peluang untuk mengalami perkembangan kea rah yang lebih baik.




Hal inilah yang menjadi faktor pendukung untuk menjadikan Sialingan yangmaju, damai, dan berpengetahuan. Tetapi para siswanya harus benar-benar mempunyai keinginan untuk bersekolah. Kalau tidak mempunyai keinginan yang sungguh-sungguh iuntuk berekolah, maka hal ini akan menjadi sia-sia. Oleh karena itu, dengan telah terlaksananya berbagai sarana pendidikan, ada baiknya jika semuanya di jalankan dengan tekun dan sungguh-sungguh.

1.4 Hubunga Sialingan dengan Desa-desa lain

            Sialingan merupakan desa yang letaknya strategis yakni di perlintasan Prabumulih dan Tanjung Bulan, di antara Tanjung Bunut dan PT BSP, dan antara Beliung dan Tanjung TIga. Wilayah yang strategis ini membuat Sialingan sebagai desa antar perlintasan menjadi desa yang sering dilewati oleh orang-orang asing. Keadaan ini bisa simanfaatkan oleh orang Sialingan untuk  mendapatkan sedikit keuntungan, seperti membangun warung di pinggir jalan tempad di mana orang luar desa sering lewat dan menawarkan kerja sama antara orang Sialingan dengan orang-orang luar. Hal ini akan sama menguntungkan jika semua fihak bisa menunaikan hak dan kewajiban yang telah disepakati bersama.
           
Kerja sama antar desa memang sangat penting, apalagi dalam hal ketertiban dan keamanan. Jika suatu desa sedang tidak aman , maka desa lain bisa ikut partisipasi untuk mengamankan desa tersebut. Oleh karena itu, dalam demi mengaktualkan ketertiban dan keamanan, maka, sangat dibutuhkan krja sama antar desa untuk mewujudkan desa yang penuh ketenangan.
                       
Sialingan yang letaknya sekitar duapulh kilometer dari kota Prabumulih membuat desa ini termasuk desa yang cepat terbangun dibandingkan dengan desa-desa yang jauh dari kota. Meskipun jalan antar prabumulih-Sialingan masih berbentuk jalan tanah, alias belum diaspal, namun hal ini tidak membuat orang Sialingan malas pergi ke Prabumulih untuk belanja dan memenuhi kebutuhan hidup. Ini mengindikasikan bahwa orang Sialingan akan tetap barusaha maju, meskipun belum maksimal.
                       
Kalau ditinjau dari sisi pekerjaan jarak antara Sialingan-Prabumulih yang cukup dekat tidak membuat Orang Sialingan banyak yang bekerja di Prabumulih. Ini karena orang Sialingan sudah merasa puas dengan pekerjaan mereka yakni jadi petani karet. Apalagi ketika harga karet sedang melambung tinggi. Bahkan, hasil penjualan karet bisa menyaingi gaji orang yang bekerja di perusahaan.
                       
Hubungan Sialingan dengan desa-desa lain juga bisa dilihat dari sektor perbisnisan. Demi terdistribusinya barang yang didagangkan dan agar juga bisa dinikmati oleh orang lain, maka kerja sama antar warga desa sangat diperlukan. Apalagi jarak antara Sialingan dan desa-desa lainnya tidak begitu jauh akan lebih memudahkan proses perhubungan yang akan dijalani. Ditah lagi rasa persaudaraan yang baik, yang bisa membuat hubungan bisa lebih saling percaya.
           
            Hubungan Sialingan dengan desa-desa lainnya juga bisa diamati dari para pemudanya yang paling sering keluar masuk desa tanpa ada rasa ragu lagi. Ha ini menggambarkan betapa eratnya hubungan para pemuda antar desa yang sering berujung pada pernikahan para pemuda dan pemudinya. Pernikahan antar warga desa akan lebihmengeratkan tali persaudaraan, menambah besar jumlah keluarga, dan membuat rasa saling percaya lebih tinggi terhadap antar warga desa.
           
            Pernikahan antar warga desa akan menjadikan perpaduan budaya dan adat akan semakin kabur. Misalnya pada desa-desa lain masih menyelenggarakan acara “sedekah bedusun”, tetapi di desa Sialingan ini tidak dilaksanakan lagi, dikarenakan cenderung syirik [menduakan Tuhan]. Acara ini sudah lama tidak dilaksanakan oleh masyarakat Sialingan, yang kemudian akan berpengaruh terhadap desa-desa lainnya supaya meniggalkan acara ini.

            Kemudian yang bisa diperhatikan hubungan Sialingan dengan desa-desa lain adalah dari aspek wilayah kebun karet yang berdekatan,bahkan ada yang bersilang-silangan. Keadaan ini juga bisa membuat hubungan antar desa bisa lebih saling menghargai dan saling memerhatikan akan batas wilayah masing-masing. Namun dengan keadaan demikian juga bisa membuaat pertikaian antar warga desa karena batas wilayah yanng masih samara-samar.Tetapi, hal ini jarang terjadi apalagi sekarang masalah perbatasan kebun karet sebahagian telah mempunyai sertifikat yang bisa menjadi bahan bukti apabila ada pertikaian.
                       
Karena batas wilayah Sialingan dengan desa yang lain itu sangat dekat, maka sebagian dari orang-orang desa lain sering mencari kebun karet orang Sialingan untuk disadap dan dibagi hasilnya menurut ketentuan yang telah berlaku. Begitu juga orang Sialingan juga sering mencari kebun karet kepunyaan desa tetangga untuk disadap dan dibagi hasilnya/ Dengan demikian bisa saling memanfaatkan dan saling menguntungkan.
                       
Takkalah pentingnya hubungan antar pemerintahan juga harus diperhatikan karena ini merupakan landasan utama bagi semua warga desa untuk saling berhubungan. Kalau hubungan dalam pemerintahan kurang diperhatikan, nantinya akan mempersulit semua urusan, terutama jika terjadi pertikaian. Peran kepala desa untuk mendamaikan menjadi jalur utama demi selesainya masalah yang sedang dihadapi. Apalagi hal iani tidak bisa diselesaikan oleh kepala desa dan harus diurusa ke tingkat kecamatan atau kabupaen, maka hubungan pemerintahalah yang Cuma bisa menyelesaikannya.
                       
Kemufakatan antar kepala desa untuk meminta bantuan kepada orang-orang di atas juga menjaadi kerangka dalam dalam pembangunan desa. Pengajuan proposal jika telah ditandatangani oleh beberapa kepala desa akan lebih mudah diperhatikan oleh pemerintah atas. Apalagi disertai beberapa ide yang cemerlang  dari perangkat-perangkat desa untuk bagaimana supaya proposal meminta bantuan kepada pemerintah atas akan mudah dipenuhi. Dengan demikian kerja sama antar pemerintah desa akan terasa lebih memudahkan dalam proses pembangunan.

 1.5 Pemuda Desa Sialingan

            Golongan pemuda merupakan golongan penerus bangsa yang mempunyai tanggung jawab besar dalam menentukan baik buruknya nasib suatu bangsa. Tuntutan moral dan cara brpikir yang kreatif sangtlah diperlukan dalam menunjang keadaan masyarakat yang selalu mengalami perubahan. Seperti yang dikemukakan oleh Aristoteles—seorang ahli filsafat Yunani—mengemukakan pendapatnya dalam bukunya yang berjudul politica bahwa jikalau kalian mengetahui seni memerintah di suatu bangsa, maka nasib sutu bangsa terletak pada tangan pemudanya. [Michael H. Hart, 1997]
                       
Pendapat Aristoteles ini bisa diartikan, anjuran untuk memperbaiki pemuda untuk menciptakan pemerintahan yang baik di masa depan. Kalau pemudanya buruk tingkahnya, maka harapan untuk membangun pemerintahan yang baik di masa depan akan semakin kecil. Dan juga akan mempersulit keadaan di mana pemuda-pemuda itu tiggal. Oleh karena itu jikalau ingin memjadikan harapan masyarakat yang baik, maka pemudanya harus benar-benar diperhatikan.
                       
Ingat perkataan Soekarno [presiden RI yang pertama] dalam sebuah pidato ia berkata, “berikanlah sepuluh pemuda kepadaku supaya mereka mengubah dunia!”. Ini mengartikan, bahwa pemuda mempunyai peran besar dalam perubahan dan perkembangan yang lebih baik, tetapi pemuda juga dapat melakukan perubahan yang lebih buruk jika pembentukannya tidak berjalan sesuai dengan yang harus dila lakukan.
           
Di desa Sialigan para pemudanya mempunyai pandangan yang hampir sama degan desa-desa lain, seperti masalah bagai mana supaya dirinya dikenal orang. Pemuda Sialigan dalam menanggapi hal ini banyak yang salah dalam memahami agar dirinya dikenal orang. Ia melakukan perbuatan yang tidak biasa dilakukan oleh orang lain . Ia juga tidak memerhatikan apakah perbuatan ini salah atau benar. Misalnya, membuat keonaran pada suatu acara. Dia merasa bahwa, dengan membuat keonaran dirinya akan dikenal orang dan akan disegani orang. Memang, bila ulahnya itu bukan berkonflik dengan sesama warga Sialingan, melainkan dengan pemuda luar, maka  ia akan sedikit dipuji oleh teman-temannya satu desa karena ia melakukan hal yang tidak bisa dilakukan oleh teman-temannya. Padahal, belum bisa dijelaskan apakah ia bertindak tersebut pada jalur yang benar atau yang salah. Ia akan berpikir , bahwa dengan melakukan yang demikian ia akan dikenal oleh orang luar dan akan disegani oleh semua orang baik di desa sendri maupun pemuda asing yang ikut menyaksikan peristiwa tersebut. Pikiran ini harus benar-benar ditelaah ulang supaya tidak jadi prinsip utama dalam memamerkenalkan diri pada orang lain, dan juga tidak menular kepada pemuda-pemuda yang sedang mencari jati diri.
           
Pada aspek lain yang perlu diperhatikan yakni dalam ketaatan kepada agama karena ini salah satu penunjang berlangsungnya suatu pemerintahan. Kalau ketaatan pada agamanya baik , maka otomatis akan melahirkan pemuda yang bermoral tinggi dan lebih berpikir ke masa depan. Tetapi, kenyataannya pemuda Sialingan masih sangat tipis yang benar-benar mau dalam menaati agama. Hal ini lah salah satu penyebab Sialingan sulit untuk maju karena kalau keyakinan pada agama tipis tentu akan cenderung hidup bersenang-senang dan mengabaikan banyak waktu. Oleh karena itu, Sialingan sangat memerlukan pendakwah-pendakwah yang bisa membangkitkan semangat bagi para pemudanya supaya terbentuk Sialingan yang maju, baik dalam bidang agama maupun dalam pemerintahan.
           
Dan juga untuk membentuk Sialingan maju perlu ada organisasi-organisasi yang bersifat positif dan membangun. Organisasi Karang Taruna merupakan organisasi utama dalam mengurusi masalah kepemudaan, tetapi di samping itu juga harus ada organisasi-organisasi lain yang menjadi cabang organisasi tersebut. Seperti,  olah raga, remaja masjid, atau biasa disebut IRMAS, dan organisasi peternakan. Ini merupakan sebagian contoh organisasi yang bisa membuat Sialingan lebih maju dan mengisi waktu-waktu senjang para pemuda yang sering memboroskan waktu dengan yang kurang bermanfaat.
           
Adapun hal lain yang bisa dilakukan oleh para pemuda Sialingan yakitu dengan mengambi alih peran orang-orang yang sudah tua dalam mengerjakan masalah pemarintahan. Banyak orang yang berpikir “orang-orang yang masih muda tidak pantas dalam menjalankan salah satu bagian pemerintahan karena ia belum banyak tahu dalam pemerintaan dan dirasa mendahului orang tua”. Ini ialah pandangan yang keliru karena kalau semua yang bekerja itu harus selalu yang tua, kapan lagi para pemudanya diberi kesempatan untuk membangun desanya. Memang, dalam pengambilan pemuda untuk dijadikan pekerja dipemerintahan desa harus dipilih-pilih dahulu, tetapi dengan banyaknya yang tidak pantas bukan berarti semuanya itu menjadi tidak pantas untuk bekerja di pemerintahan desa.
           
Apalagi sekarang Sialingan sedang mengalami krisis dimensi kepemerintahan. Yang perlu dilakukan oleh pemuda-pemudi Sialingan ialah partisipasi untuk menyelesaikan masalah tersebut. Janganlah merasa karena masih muda berarti tidak pantas dalam menangani masalah kepemerintahan. Paling tidak memberikan usul bagai mana supaya masalah ini selesai. Seperti sekarang yang sedang terjadi, yakni ketaatan masyarakat kepada pemimpin sudah sangat berkurang. Selaku pemuda bisa memberikan pengaruhnya paling tidak kepada teman-temannya supaya janganlah lesu untuk menaati pemimpin karena kita sendirilah yang memilih dia supaya jadi pemimpin. Jangan pulalah menuruti orang yang berpikiran “kalau perintah pemimpin itu tidak menguntugkan bagi saya untuk apa saya menaatinya”. Orang-orang yang berpikran seperi ini hanyalah orang yang memandang kepada dirinya sendiri. Jika menguntungkan baginya, maka ia akan menaatinya, tetapi jika tidak menguntungkan baginya, maka ia tidak akan menaatinya.Padahal sudah jelas pembentukan suatu pemerintahan itu untuk memenuhi kepentingan bersama. Jikalau kurang bermanfaat bagi suatu fihak bukan berarti fihak itu diperlakukan secara tidak adil, melainkan dengan adanya fihak yang lebih diuntungkan berarti fihak lain telah ikut membantu dalam pelaksanaan pemerintahnyaan tersebut. Oleh karena itu, para pemuda Sialingan diharapkan menaati pemerintah bukan hanya menguntungkan bagi dirinya sendiri, tetapi bertujuan untuk memajukan kepentingan bersama dan ikut dalam menciptakan Sialingan yang terbangun.