Sungai pasang merupakan sungai
terbesar di Daerah Desa Sialingan. Sungai ini terletak di lembah Barat Desa Sialingan.
Konon sungai ini dahulunya hanya sungai biasa yang sangat kecil, bahkan pada
tahun 1957 untuk menyeberanginya cuma dengan diloncati saja, Namun seiringnya
berjalannya waktu, maka terbetuklah besar seperti ini. Adapun penyebab ia
membesar, adalah karena terbendungnya
air oleh pembuatan jalan (jalan sekarang) sampai jumlah air meningkat dan
permukaan airpun naik, maka tampaklah ia seperti membesar. Konon, dahulunya
tebing sungai pasang sangatlah curam, bahkan gerobak sapi tak jarang terpundur
karena kecuraman tebingnya. Hulu sungai ini berada di daerah Asam Demar atau wilayah pemakaman alternatif Desa Sialingan. Sepengetahuan nenek moyang,
sungai ini belum pernah kering, sekalipun dahulunya sempat kemarau panjang. Hal
ini menggambarkan bahwa Sungai ini merupakan sungai penting untuk warga Sialingan.
Adapun terakhir kali dikarangi
(mencari ikan dengan mengobok-obok air) adalah sekitar tahun 1982. Setelah itu
belum pernah dikarangi, karena di samping sungai ini sumber kebutuhan yang
penting, namun juga sungainya masih dalam meskipun sudah kemarau panjang.
Adapun
cerita nenek-nenek moyang dahulu konon,
sungai ini menyimpan beberapa misteri,
seperti adanya hantu Air, Ular Besar yang berada di dalam Lubang, namun sampai
saat ini belum pernah ada bukti secara konkrit yeng menjelaskan asumsi
tersebut. Oleh karena itu sebagian orang benar-benar tidak mempercayai hal ini.
Legenda
hantu air terjadi saat ada seorang warga yang hendak menyeberang sungai.
Kelihatan jembatan tempat menyeberang, namun sesaat diinjak perahan-lahan
jembatan tersebut menenggelam, sampai orang tersebutpun tenggelam. Beberapa
orang yang melihat kejadian ini mau menolong, tapi sesampainya banyak warga
yang berdatangan, maka orang tersebut telah ditemukan tidak bernyawa lagi.
Menurut sebagian warga ia ditarik oleh hantu air. Penjelasan ini memang tidak
ilmiah, namaun sekedar untuk menjadi cerita rakyat Sialingan.
Mengenai
legenda Ular besar adalah ular tersebut ditemukan oleh para perintis untuk
membuka jalan Pertamina sekarang. Dengan alat khusus, maka terdeteksi ada
seekor ular besar yang berada dalam lobang dan tidak dapat keluar. Adapun besar
ular tersebut diperkirakan sebesar lingkaran roda speda. Ular tersebut makan
dengan cara menghisap apa-apa yang berada di dekat lubang. Konon, bila ada
binatang atau sejenisnya yang berada
kurang lebih 10 meter dari permukaan lobang, maka ular tersebut sudah
dapet menghisap dan menelannya. Namun, secara kasat mata atau dari pengakuan
warga belum pernah ada yang melihat ular sebesar itu. Apakah berita ini benar
atau hanya kebohongan yang jelasnya telah melegenda di Desa Sialingan.
Menurut
penjelasan seorang warga Sialingan, Suwandi bin Sobri ketika dia sedang menyadap karet memang dia
pernah melihat seperti batang kayu yang melintang di tengah sungai pasang.
Panjang benda tersebut tampak melintang penuh di tengah sungai. Setelah dia
menoleh ke lain sebentar dan menoleh lagi ke sungai, benda tersebut menghilang.
Terkait apakah ia salah penglihatan atau memang benar ada benda tersebut, Namun
dia meyakini itu adaah seekor ular besar yang pernah menjadi legenda di Desa
Sialingan sebelumnya. Dengan ini masih
bisa disebutkan data mengenai adanya ular besar, masih rancu dan belum mengenai
titik terang.
Adapun
Legenda lain yakni adanya ikan Toman yang sebesar ember. Hal ini menurut
pengakuan Sobri (ketua adat Sialingan) ia pernah melihat ikan Toman tersebut
ketika ia sengaja ingin mengintai dan menembak ikan. Tapi ketika ia melihat
ikan tersebut, perasaanya sayu, ikan itu tampak indah sampai-sampai ia lupa
untuk menekan pelatok senapannya. Cerita ini juga diperkuat oleh Murni, seorang
tentara yang sedang bekerja bagian konstruksi di wilayah Sialingan. Ia juga
pernah melakukan hal yang sama. Ketika ia melihat ikan tersebut, ia lupa untuk
menekan pelatok senapannya. Menurutnya hal ini, tampak aneh seorang tentara
juga menjadi lupa menekan pelatok senapnnya ketika melihat ikan tersebut.
Sampai saat ini, ikan tersebut belum ada kabarnya mati atau tertangkap oleh
warga, dan kemungkinan ikan tersebut masih hidup dan semakin membesar di perairan sungai pasang.
Adapun
legenda lain adalah adanya Penyu besar yang kemungkinan saat ini masih hidup.
Menurut pengetahuan seorang Kubu jambi, yang sempat berada di desa Sialingan
untuk membuka praktek pngobatan, katanya, Penyu tersebut masih ada, namun ia
dilindungi oleh mkhluk halus, dan mempunyai kedudukan tinggi di kalangan makhluk
halus tersebut. (Wawncara dengan Mak Kon/ warga Sialingan tahun 2012)
Legenda-legenda
tersebut tidaklah semuanya harus dipercayai,namun setidaknya hal seperti ini
telah menjadi salah satu cerita yang mengisi lembaran-lembaran dokumentasi desa
Sialingan. Oleh karena itu cerita-cerita ini perlu dilestarikan, mengingat
kebutuhan akan sejarah juga penting untuk mengetahui latar Belakang suatu
masyarakat.
No comments:
Post a Comment